Jakarta, UGC Logistics 20/11/2023 - Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan telah menyatakan bahwa kelangkaan gandum di dunia saat ini disebabkan oleh terhentinya ekspor dari Rusia dan Ukraina sehingga membuat harga komoditas tersebut tetap tinggi. Jokowi menyatakan perang kedua negara mengakibatkan ekspor gandum sebanyak 207 juta ton terhenti.
"Saya mengenal Presiden Zelenski dari Ukraina tahun lalu. Saya menghabiskan 2,5 jam berbicara. Dia menyatakan bahwa Ukraina tidak lagi memproduksi 77 juta ton gandum. Saya pindah untuk menghabiskan tiga jam bersama Presiden Putin. Cerita lain, 130 juta ton terhenti. di Rusia, artinya di dua negara saja, 207 juta ton pangan berhenti di situ,” kata Jokowi, Kamis, 16 November 2023, saat memimpin penjabat kepala daerah di Istana Negara, Jakarta.
"Akhirnya harga gandum naik tinggi sekali, akhirnya banyak negara yang tidak menjangkau harganya, kelaparan, kurang makan, termasuk di Eropa," ungkapnya.
Meski begitu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia masih mampu meningkatkan jumlah impor gandum pada periode Januari-Oktober 2023 dibandingkan periode Januari-Oktober 2022. Bahkan, peningkatan drastis terjadi dari sejumlah negara asal impor. Pada periode tersebut, impor gandum dan komoditas gandum sebesar 8,57 juta ton, meningkat 8,64% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,88 juta ton.
Negara asal impor gandum Indonesia periode Januari-Oktober 2023 adalah Australia yang mencapai 3,82 juta ton atau meningkat 12,55% dari total Januari-Oktober 2022 sebesar 3,39 juta ton.
Kanada berada di urutan kedua dengan 2,01 juta ton, naik 95,99% dari 1,02 juta ton pada periode yang sama tahun lalu. Kemudian dari Bulgaria sebanyak 456,75 ribu ton atau naik 172,61%, dan dari Amerika Serikat sebanyak 326,06 ribu ton atau naik 13,92%.Rusia menjadi negara asal impor gandum sebanyak 491,38 ribu ton selama periode Januari–Oktober 2023; sebaliknya, selama periode Januari – Oktober 2022, tidak ada impor gandum apa pun dari Rusia. Negara-negara lain, kecuali lima negara pemasok gandum terbesar ke Indonesia, menyumbang 1,45 juta ton impor antara Januari dan Oktober 2023, turun 51,51% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.