News Stay Update With Us

...
Dimas Satria Nanda

1 year ago | Category : Ekspor

Ini Saatnya Ekspor KOMODITI di INDONESIA, Sebelum ANJLOK, DURIAN RUNTUH

Ekspor

Jakarta, UGC Logistics 08/11/2023 - Menurut beberapa ekonom, kinerja ekspor Indonesia tidak akan cukup untuk menopang pembangunan ekonomi hingga sisa tahun ini. Hal ini disebabkan oleh lesunya permintaan dari negara lain serta turunnya harga komoditas, yang sebelumnya memberikan “rejeki nomplok” bagi Indonesia.

Setelah tumbuh lebih dari 5% selama tujuh kuartal berturut-turut, mulai kuartal IV-2021 sebesar 5,03%, pertumbuhan ekonomi Indonesia anjlok ke level 4,94% secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2023. Laju pertumbuhan perekonomian Indonesia hingga triwulan II masih berada pada angka 5,17%.

Realisasi kinerja ekspor mulai menurun pada triwulan II tahun 2023, terkontraksi sebesar minus 2,97%, dan semakin parah pada triwulan III tahun 2023, terkontraksi sebesar
Myrdal Gunarto, Ekonom Maybank Indonesia, menyatakan menurunnya permintaan akibat melemahnya perekonomian global menjadi penyebab sebenarnya turunnya kinerja ekspor. Tiongkok, mitra dagang utama Indonesia, mengalami peningkatan PDB sebesar 4,9% pada kuartal ketiga tahun 2023 dibandingkan dengan 6,3% pada kuartal kedua.

Tahun ini, kinerja ekspor diperkirakan akan terpuruk akibat penurunan harga komoditas ekspor utama Indonesia dan penurunan permintaan global, terutama dari Tiongkok. Myrdal dikutip mengatakan, “Tahun ini kami proyeksikan ekspor tumbuh 1,5% dan tahun depan ekspor tumbuh 6,17%,” pada Selasa, 11 Juli 2023.

Menanggapi kebutuhan tersebut, pemerintah akan melakukan sejumlah langkah untuk mendukung pemulihan pertumbuhan positif ekspor. Selain itu, terjadi penurunan harga komoditas ekspor utama Indonesia. Aturan terkait ekspor barang manufaktur telah dilonggarkan oleh Menteri Keuangan (PMK).

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, “kebijakan pemerintah antara lain membiarkan sektor manufaktur yang biasanya mengekspor 50% ke dalam negeri, dilonggarkan dengan PMK lebih dari 50%,” saat konferensi pers, Senin, 11 Juni. 2023, di kantornya di Jakarta.

Airlangga mengaku sudah berkomunikasi dengan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan. “Kami meminta revisi aturan agar ekspor bisa lebih didorong,” ujarnya.